Tepat dua hari yang lalu adalah hari guru. Mengenai hal tersebut aku jadi ingin sedikit bercerita. boleh kan? hehe. Baik kalau begitu aku akan mulai saja ceritanya. Jadi, aku adalah seorang tenaga pengajar. Kurang lebih 4 tahun aku menggeluti dunia pendidikan ini. Sungguh benar-benar diluar dugaanku. Sama sekali tak terlintas dalam benakku untuk menjadi guru, bahkan aku selalu berkata "aku tidak mau jadi guru, pusing. Aku mau jadi dosen aja" itulah yang selalu aku katakan. Oke, mari kita sedikit flashback. Dulu saat aku masih menjadi siswi aku selalu berkata ingin menjadi aktuaris, dosen matematika, atau penulis. Ya, karena itu merupakan cita-citaku, aku begitu ambisius dengan Matematika dan Bahasa Indoensia tetapi kalau untuk Bahasa dan menjadi penulis aku memutuskan biar menjadi hobi saja . Yang ada di pikiranku hanyalah "Pokoknya aku harus masuk FMIPA jurusan Matemtika murni" dari mulai SNMPTN, SBMPTN dan UM aku hanya benar-benar mengisi jurusan Matematika diberbagai PTN. Tapi sayang, semuanya gagal. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti kembali di tahun berikutnya. Waktu begitu cepat, sampai tiba saatnya test SBMPTN dan UM. Masih sama seperti sebelumnya, aku hanya memasukan jurusan Matematika. Tapi ternyata gagal lagi, rasanya campur aduk sekali. Aku merasa hancur tapi itu tidak membuatku berlarut-larut karena aku selalu yakin bahwa rencana Tuhan akan lebih indah dan baik. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengambil PTS dengan mengambil jurusan yang sama sekali tidak terpikir olehku, aku mengambil Manajemen. Sungguh aku tidak mengerti tiba-tiba mengambil jurusan tersebut dan merelakan impianku begitu saja. Mungkin itu yang sudah direncanakan oleh Tuhan. Dan akhirnya aku sudah menjadi mahasiswi ekonomi dan diawal pembelajaran aku merasa enjoy karena masih ada mata kuliah yang berhubungan dengan hitung-mengitung karena jujur bakatku aku dalam hitung bukan pemahaman materi. Tetapi ternya di semester berikutnya ternyata lebih banyak mata kuliah yang membutuhkan pemahaman lebih karena banyak materi, banyak presentasi juga sedangkan aku ini selalu merasa gugup dan tidak percaya diri saat berbicara didepan banyak orang. Dari situlah aku mulai merasa kewalaham bahkan selalu merasa salah masuk jurusan Meskipun masih bisa dikatakan nilaiku aman. Singkat cerita, disaat aku akan memasuki semester lima ternyata aku diberi beberapa ujian oleh Sang Maha Esa hingga akhirnya aku mengambil cuti karena keadaan sudah tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan pendidikanku. Bagiku itu merupakan tahun terberatku, karena aku harus berhenti kuliah terlebih dahulu yang dimana cita-citaku untuk lulus lebih cepat itu tertunda hehe dan di tahun itu juga aku kehilangan orang tersayangku untuk selamanya. Beberapa bulan aku sempat memilih menghilang dari teman-temanku, bahkan aku menonaktifkan semua sosmedku, mengganti nomor hpku. Aku benar-benar mengilang. Tahun berganti, dan aku sudah baik-baik saja. Aku sudah lebih ikhlas melepas hal-hal yang memang seharusnya dilepas. Aku kembali lagi mengingat bahwa rencana Tuhan akan lebih indah. Setelah tahun berganti, aku mendapatkan pekerjaan di suatu perusahaan Jepang. Aku sudah bangkit lagi. Aku memulainya lagi. Aku membuat harapan-harapan baru lagi. Dan aku berharap akan selalu baik-baik saja di tahun baru. Kalau tidak salah aku bekerja hanya sampai bulan Oktober/November karena entah mengapa aku merasa aku berada di lingkungan pekerjaan yang toxic sehingga aku memutuskan untuk mengundurkan diri. Dan tidak terasa tahun sudah berganti lagi. Di akhir bulan ketiga ternyata aku mendapatkan panggilan sebagai tenaga pengajar di sebuah bimbel. Rasanya senang sekali, karena ini akan menjadi yang pertama kalinya aku merantau dan berkecimplung di dunia Pendidikan. Tetapi ayah sempat tidak memberiku izin dengan alasan tidak ada saudara di kota tersebut. Ya, ayahku memang seperti itu hanya mengizinkan putrinya merantau di kota yang dimana banyak saudara tinggal di kota tersebut juga karena aku merupakan anak perempuan satu-satunya padahhal aku anak sulung hehe. Sampai akhirnya aku mencoba membujuk ayah, dan akhirnya ayah memilih untuk istikharah dulu. Dan alhamdulillah ayah mengizinkanku merantau di kota tersebut dengan syarat harus berangkat ke kota tersebut diantar oleh ayah. Tiba saatnya aku harus pergi ke kota rantau ternyata bukan hanya ayah saja yang mengantar, tetapi juga dengan mama, kedua adikku, tante, sepupu dan sepupuku hehe rombongan ya. Tapi mereka begitu karerna sangat sayang kepadaku, dan khawatir karena ini merupakan pertama kali aku merantau jauh tanpa ada saudara. Disinilah awal mula aku menjadi tenaga pengajar. Jujur saat pertama kali mengajar aku gugup bukan main, karena aku sama sekali belum pernah mengajar. Aku pun kebingungan dan cukup kewalahan menghadapi berbagai anak yang memiliki karakter berbeda. Setiap hari selalu berusaha supaya emosiku tidak terpancing, benar-benar menguji kesabaranku dan rasaanya ingin menyerah. Aku juga merasa pusing karena harus beradaptasi dengan materi-materi sekolah yang dimana aku sedikit lupa dan membuatku harus belajar lebih lagi. Ya setiap malam aku belajar, sebelum esoknya aku mengajar. Yang ada dibenakku hanyalah "aku harus bisa membuat muridku paham apa yang disampaikan olehku karena bagaimana pun harus ada feedbacknya" itulah yang selalu aku sampaikan dalam hati mesikpun itu membuat aku cukup stress karena belum terbiasa. Namun, perlahan, aku mulai nyaman, mulai terbiasa, dan mulai merasa senang dengan pekerjaaan ini. Aku mulai melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas dan semangat. Ternyata menjadi seorang Guru begini rasanya. Banyak hal yang baru aku ketahui. Banyak hal baru juga yang aku pelajari. Aku begitu banyak belajar dari murid-muridku. Berkat mereka aku bisa memahami berbagai karakter anak, aku belajar bagaimana mengatasi anak, bagaimana mengajar anak dengan baik, bagaimana membuat anak supaya mau belajar, bagaimana membuat anak nyaman dengan kita, bagaimana kita bisa menjadi guru sekaligus teman untuk mereka dan masih banyak hal lagi pelajaran yang aku dapat dari mereka. Meskipun aku masih jauh dari kata "guru yang baik dan sempurna" tapi aku bersyukur sekali, karena mereka sudah mengajariku banyak hal. Selain itu juga, dengan menjadi tenaga pengajar membuatku menjadi banyak mengenal dan berinteraksi dengan para orang tua murid. Bersyukur sekali karena dari para orang tua juga aku banyak belajar tentang ilmu parenting, sehingga aku mendapat ilmu banyak dari mereka dan berbagai wejangan jika suatu saat nanti menikah dan berumah tangga, aku sangat berterima kasih teruntuk para muridku dan orang tua murid.. Ah pokoknya aku sudah tidak bisa berkata-kata apalagi mungkin karena aku sekarang begitu mencintai pekerjaanku meskipun terkadang banyak mengeluhnya hehe. Hari-hariku sekarang dihiasi oleh mereka. Senang sekali, mereka yang membuatku semangat, yang selalu membuat moodku baik, keceriaan mereka sungguh menularkan kepadaku. Setiap hari aku bertemu dengan berbagai macam murid dan kebetulan aku mengajar anak Preschool dan SD. Sehingga banyak sekali aku menemukan keberagaman itu, karena berbeda usia berbeda juga cara mengajarnya tetapi aku tetap bahagia. Ternyata panjang juga ya flashbacknya, sudah-sudah lebih baik kita kembali ke topik semula yaitu hari guru. Saat hari guru aku begitu banyak mendapatkan ucapan dan hadiah entah dari murid, orang tua murid, rekan kerja, orang tua dan temanku. Rasanya bahagia dan terharu sekali. Ternyata aku begitu dikelilingi oleh orang baik dan sayang kepadaku. Aku bersyukur lagi dan tiada henti untuk hal itu. Dan kini saatnya aku yang ingin mengucapkan meskipun telat karena baru sempat ada waktu untuk menulis, maklum so sibuk hehe.
Teruntuk ayah dan bunda,
Kalian adalah guru. Guru pertama sejak anak lahir. Guru yang mengajarkan anak berbicara, berjalan, membaca, dan mengajarkan bagaimana caranya mengatasi sebuah masalah.
Teruntuk diri kita sendiri,
Kita semua adalah guru untuk diri kita sendiri. Kita yang hanya bisa memahami diri sendiri, kita yang bisa mengajarkan bagaimana kita menghadapi dunia ini.
Dan teruntuk guru,
Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru sekaligus orang tua di sekolah. Kau yang memberikan pelajaran, kau yang memberi bimbingan.
Selamat Hari Guru untuk kita semuaš¤
Komentar
Posting Komentar